Karya Bakti TNI di Gereja Santa Ana, Cermin Kasih yang Menghidupkan Persaudaraan
Momen kebersamaan di depan Gereja Santa Ana Manente. Personel Kodim 1301/Sangihe dan perwakilan umat Katolik berfoto bersama sebagai simbol persaudaraan dan kemanunggalan yang hidup di tengah masyarakat.
SIGAPNEWS.CO.ID | SANGIHE — Di pagi yang teduh, aroma tanah basah dan suara cangkul beradu pelan di halaman Gereja Katolik Santa Ana Manente. Di sana, seragam loreng dan pakaian umat berpadu dalam satu warna, warna kebersamaan.
Personel Kodim 1301/Sangihe turun langsung membantu pekerjaan pengurukan tanah di area gereja, sebuah kegiatan sederhana namun penuh makna. Tak ada jarak antara TNI dan umat. Semua larut dalam semangat gotong royong, bekerja dengan senyum dan saling menyapa.
Karya bakti ini bermula dari surat permohonan pihak Gereja, yang disambut cepat oleh Komandan Kodim 1301/Sangihe Letkol Czi Nazarudin, ST, MIP. Melalui jajarannya, ia mengirim personel untuk bergandeng tangan bersama umat.
"Ini bukan sekadar kerja bakti, tapi bukti bahwa TNI selalu hadir untuk rakyat. Kami berterima kasih atas sambutan hangat umat di Gereja Santa Ana. Mereka bukan hanya ikut bekerja, tapi juga menyiapkan alat dan konsumsi untuk kami. Semua dilakukan dengan hati," tutur Sertu Ray Charles Takasihaeng, pada Senin (27/10/2025) Babinsa Kodim 1301/Sangihe yang mewakili Dandim.
Di sisi lain, suasana haru tergambar jelas di wajah umat. Pastor Jacob Adilang, PR, dari Paroki Santo Yohanes Rasul Tahuna, tak menyembunyikan rasa syukurnya.
"Bagi kami, ini lebih dari sekadar urukan tanah. Ini adalah simbol kasih dan kepedulian. TNI hadir bukan hanya menjaga perbatasan, tapi juga meneguhkan persaudaraan. Itulah kemanunggalan sejati antara TNI dan rakyat," ujarnya dengan nada tulus.
Ia menambahkan, Gereja dan umat Katolik di Manente akan selalu mengenang kebaikan ini. “Kami mendoakan agar TNI selalu diberkati Tuhan dalam tugasnya. Semoga kebersamaan ini menjadi benih kasih yang tumbuh subur di Sangihe," tutupnya.
Dari balik butiran keringat dan tanah yang teraduk, tampak nilai luhur yang tak lekang oleh waktu, bahwa mengabdi untuk negeri bisa dimulai dari hal sederhana, ketika tangan-tangan berbeda bersatu untuk tujuan yang sama.
Di Manente, kerja bakti itu bukan sekadar kegiatan sosial, ia menjelma menjadi doa dalam tindakan, dan cinta tanah air dalam wujud nyata.(*)
Editor :Iskandar