Tak Ada Jarak, Tendris Bulahari Menyatu dengan Langkah Rakyat di Pesisir Petta

Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Tendris Bulahari, saat menyaksikan lomba perahu tradisional.
SIGAPNEWS.CO.ID | SANGIHE – Teluk Petta kembali menjadi magnet ribuan warga. Sabtu (4/10/2025), sepanjang pesisir Kampung Petta dan Kampung Petta Timur, Kecamatan Tabukan Utara, dipadati masyarakat yang antusias menyaksikan Lomba Perahu Tradisional. Sorak sorai menggema, berpadu dengan debur ombak, ketika perahu-perahu melaju kencang membelah laut biru.
Di tengah riuh itu, hadir Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Tendris Bulahari. Duduk sederhana di panggung panitia tepi pantai, ia menyatu dengan masyarakat, menikmati setiap detik kebersamaan tanpa sekat. Bukan hanya kali ini, Bulahari juga sebelumnya turut menyaksikan babak penyisihan, menandai perhatian seriusnya terhadap tradisi bahari yang menjadi kebanggaan masyarakat pesisir.
Bulahari hadir ditemani Staf Khusus Bupati, Ketua DPC PKB Sangihe, serta sejumlah awak media, kehadiran Bulahari punya makna lain. Selain kapasitasnya sebagai Wakil Bupati, ia juga dikenal sebagai seorang pengusaha di bidang perikanan. Laut bukanlah sesuatu yang asing baginya. Karena itu, ketika ia hadir di Teluk Petta, banyak warga menilai ada ikatan batin tersendiri antara pemimpin yang mengakar di dunia bahari dengan masyarakat pesisir yang hidup dari laut.
Lomba Perahu Tradisional yang diinisiasi oleh Badan Ta’mir Masjid (BTM) Masjid Akbar Al-Jihad Petta ini kini memasuki putaran ke-2. Sejak kurang lebih beberapa pekan digelar (setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu), antusiasme warga kian meningkat. Lomba ini tak sekadar ajang hiburan sore, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat.
Di tepi pantai, deretan pedagang kecil menjajakan dagangan mereka. Banyak warga merasakan tambahan pendapatan dari berjualan makanan dan minuman. Jasa transportasi lokal, terutama bentor, juga ikut merasakan berkah. Pendapatan mereka naik karena banyak warga dari luar Petta Raya datang hanya untuk menonton perlombaan. Kehadiran ribuan orang setiap sore menjadikan lomba ini tak hanya milik masyarakat Petta, tapi juga magnet ekonomi kecil yang menghidupi banyak orang.
Peserta lomba pun datang dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Tabukan Utara dan Nusa Tabukan, tetapi juga Tabukan Tengah, Tabukan Selatan, Kecamatan Manganitu Selatan, bahkan dari Kabupaten Talaud. Hal ini menunjukkan bahwa lomba perahu tradisional Petta memiliki daya tarik luar biasa yang melampaui batas wilayah.
Harapan pun mengalir dari masyarakat. Lomba yang sarat makna kebersamaan ini diimpikan bisa menjadi event tahunan yang rutin dilaksanakan setiap peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Sebuah gagasan besar pun muncul, Festival Teluk Petta Raya. Harapan itu sederhana, suatu hari Festival ini bisa dikenal luas, bahkan menyaingi festival-festival besar di daerah lain, sekaligus mendatangkan wisatawan ke Sangihe.
Di tengah riuh sorak, semua impian itu seakan menemukan ruhnya. Tradisi bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga tentang masa depan yang ingin diwariskan. Dan di pesisir Teluk Petta, kehadiran Wabup Bulahari, seorang pemimpin yang juga anak laut menjadi saksi bahwa kebersamaan dan harapan warga kini sedang bertumbuh.(*)
Editor :Iskandar