Lambaian Ombak & Senyum Rakyat Warnai Penutupan Lomba Perahu Bersama Wabup Sangihe

Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Tendris Bulahari, menyerahkan hadiah mesin cuci kepada penonton beruntung di sela grand final lomba perahu tradisional Teluk Petta. Ribuan warga memadati pesisir untuk menyaksikan momen penutupan yang berlangsung penuh
SIGAPNEWS.CO.ID | SANGIHE – Di pesisir yang sama, tempat langkah dan tawa pernah bertemu, pada Sabtu (11/10/2025) sore itu Teluk Petta kembali bersuara. Ombak kecil berkejaran di antara perahu, seakan ikut bernyanyi bersama masyarakat yang menunggu grand final lomba perahu tradisional. Di balik riuh sorak dan bendera yang berkibar, ada rasa yang sama kebersamaan yang tumbuh dari laut, dan hangatnya pemimpin yang hadir tanpa jarak.
Walaupun suasananya mendung, semangat warga tetap membara. Dari tepi hingga ke permukaan air, ribuan pasang mata menatap perlombaan yang menjadi kebanggaan masyarakat Petta. Di tengah lautan manusia itu, Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Tendris Bulahari, kembali hadir bukan sebagai penguasa di atas panggung, melainkan bagian dari getaran kehidupan rakyat yang ia cintai.
Panitia menyiapkan momen yang paling diantisipasi pengundian hadiah bagi penonton. Dari kotak undian di atas panggung, suasana yang sudah meriah mendadak tegang. Wabup mengangkat kupon keberuntungan, tepuk tangan membahana. Seorang ibu sederhana melangkah maju, menerima hadiah mesin cuci dari tangan Wabup, senyum haru terpancar di wajahnya.
Riuh tepuk tangan mereda, namun getar haru tetap terasa. Di situ bukan soal besar kecilnya hadiah melainkan tentang siapa yang hadir di tengah rakyatnya, membaur tanpa jarak, memberi ruang untuk tawa dan harapan.
Setelah rangkaian perlombaan usai, Wabup Bulahari resmi menutup lomba perahu tradisional Teluk Petta tahun ini. Penutupan berlangsung hangat, menyatukan pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam kesatuan kebersamaan. Hadir pula dalam momen itu pimpinan pengadilan, wakil legislatif, Camat, Kapolsek, Plt Danramil Kecamatan Tabukan Utara serta para Kapitalaung dari Petta, Petta Timur dan Petta Barat.
Di tengah desah angin laut dan reda sorak warga, harapan kembali berlabuh di hati pesisir Petta agar lomba perahu tradisional ini tak sekadar sekadar satu peristiwa, melainkan menjadi ajang rutin yang terus dihidupkan. Harapan pula mengusik benak, bahwa suatu hari Festival Teluk Petta akan tumbuh menjadi pesta budaya yang dikenal lebih luas, menghadirkan gairah baru bagi pariwisata lokal dan memperkuat akar tradisi bahari Sangihe.
Saat senja akhirnya larut dalam jingga lembut, wajah-wajah bahagia menyisakan cerita. Teluk Petta menjadi saksi, bahwa laut tak hanya menari bersama angin, tetapi juga menyatukan hati pemimpin dan rakyatnya dalam kisah tak lekang waktu.(*)
Editor :Iskandar